5 Masalah Kesehatan Akibat Konsumsi Gula Berlebih (Selain Diabetes)
Selasa, 02 April 2019
Gula hampir tidak bisa dilepaskan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Rasanya yang manis memang menambah kenikmatan. Es krim, soda, permen, hingga nasi putih semuanya mengandung gula.
Namun, tahukah Anda gula bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan? Tak hanya diabetes, ada berbagai penyakit lain yang secara langsung maupun tidak langsung diakibatkan oleh konsumsi gula berlebih. Berikut macam-macam penyakit akibat gula yang bisa menyerang Anda.
1. Penyakit jantung
Penyakit akibat gula yang pertama adalah penyakit jantung. Dr. Frank Hu, Profesor Nutrisi di the Harvard T.H. Chan School of Public Health mengatakan semakin banyak Anda mengonsumsi gula tambahan maka semakin meningkat pula risiko Anda terkena penyakit jantung. Bahkan dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association, dinemukan fakta orang yang 17 hingga 21 persen kalorinya berasal dari gula tambahan memiliki risiko meninggal akibat penyakit jantung sebesar 38 persen lebih tinggi.
Hubungan antara banyaknya konsumsi gula dan berakibat pada penyakit jantung sebenarnya tidak secara langsung. Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat membuat hati bekerja lebih keras. Pasalnya, hati memetabolisme gula dengan mengubah karbohidrat menjadi lemak. Lama kelamaan, jika kebiasaan mengonsumsi gula berlebih tidak Anda hentikan, maka lemak akan menumpuk di hati dalam jumlah besar dan menyebabkan terjadinya perlemakan hati (fatty liver). Perlemakan hati inilah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula juga dapat meningkatkan tekanan darah dan peradangan kronis yang memicu penyakit jantung.
2. Obesitas
Obesitas menjadi penyakit akibat gula yang bisa menjadi memicu berbagai penyakit kronis. Menurut British Dietetic Association (BDA), makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan mengandung banyak kalori. Semakin banyak Anda mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, semakin banyak pula kalori yang Anda konsumsi.
Gula mematikan sistem kendali nafsu makan seseorang. Sehingga biasanya sekali saja Anda makan dan minum manis, Anda tidak bisa berhenti dan ingin mengonsumsi makanan manis lainnya. Tanpa sadar, kalori yang dikonsumsi bisa melebihi batas normal. Akibatnya, jika kebiasaan ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin Anda mengalami berat badan berlebih.
Padahal, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi gula lebih dari 10 persen asupan kalori harian, umumnya sekitar 70 gr untuk pria dan 50 gr untuk wanita. Sedangkan dalam satu kaleng minuman bersoda saja kalorinya mencapai 35 gr. Untuk itu, jika Anda ingin mengonsumsi makanan dan minuman manis, gunakan pemanis rendah kalori. Selain menghindari lonjakan gula darah, pemanis ini juga tidak mengandung banyak kalori yang bisa membuat Anda cepat gemuk.
Obesitas menjadi penyakit akibat gula yang bisa menjadi memicu berbagai penyakit kronis. Menurut British Dietetic Association (BDA), makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan mengandung banyak kalori. Semakin banyak Anda mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, semakin banyak pula kalori yang Anda konsumsi.
Gula mematikan sistem kendali nafsu makan seseorang. Sehingga biasanya sekali saja Anda makan dan minum manis, Anda tidak bisa berhenti dan ingin mengonsumsi makanan manis lainnya. Tanpa sadar, kalori yang dikonsumsi bisa melebihi batas normal. Akibatnya, jika kebiasaan ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin Anda mengalami berat badan berlebih.
Padahal, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi gula lebih dari 10 persen asupan kalori harian, umumnya sekitar 70 gr untuk pria dan 50 gr untuk wanita. Sedangkan dalam satu kaleng minuman bersoda saja kalorinya mencapai 35 gr. Untuk itu, jika Anda ingin mengonsumsi makanan dan minuman manis, gunakan pemanis rendah kalori. Selain menghindari lonjakan gula darah, pemanis ini juga tidak mengandung banyak kalori yang bisa membuat Anda cepat gemuk.
3. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah penyakit gula darah tinggi sebagai komplikasi dari diabetes. Biasanya, berbagai faktor yang dapat memicu diabetes mengalami hiperglikemia yaitu makanan yang tidak dijaga, kurang gerak, obat-obatan nondiabetes yang bisa menaikkan gula darah, dan melewatkan konsumsi obat penurun gula darah atau suntik insulin.
Hiperglikemia termasuk masalah kesehatan yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Biasanya, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan juga jantung. Tak hanya itu, hiperglikemia juga bisa menyebabkan Anda mengalami koma.
Untuk itu, selain mengikuti berbagai aturan minum obat yang dianjurkan dokter, Anda juga perlu mengendalikan jenis makanan yang dikonsumsi. Usahakan untuk menghindari berbagai makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan jika sudah memiliki diabetes untuk mencegah keparahan kondisi.
Hiperglikemia adalah penyakit gula darah tinggi sebagai komplikasi dari diabetes. Biasanya, berbagai faktor yang dapat memicu diabetes mengalami hiperglikemia yaitu makanan yang tidak dijaga, kurang gerak, obat-obatan nondiabetes yang bisa menaikkan gula darah, dan melewatkan konsumsi obat penurun gula darah atau suntik insulin.
Hiperglikemia termasuk masalah kesehatan yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Biasanya, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan juga jantung. Tak hanya itu, hiperglikemia juga bisa menyebabkan Anda mengalami koma.
Untuk itu, selain mengikuti berbagai aturan minum obat yang dianjurkan dokter, Anda juga perlu mengendalikan jenis makanan yang dikonsumsi. Usahakan untuk menghindari berbagai makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan jika sudah memiliki diabetes untuk mencegah keparahan kondisi.
4. Kerusakan gigi
Tahukah Anda, gula ibarat magnet bagi bakteri jahat di dalam mulut. Kelompok bakteri ini menghasilkan asam di mulut setiap kali Anda makan gula. Bakteri jahat ini memakan gula yang Anda makan dan membentuk plak pada gigi.
Plak adalah lapisan lunak dan lengket di gigi yang terdiri dari 70 persen bakteri yang berasal dari air liur. Plak pada gigi yang tidak hilang dengan air liur dan tidak terangkat saat disikat membuat pH mulut menurun sehingga membuatnya menjadi lebih asam.
Serangan asam berulang menyebabkan hilangnya mineral di email gigi. Lama-lama, hal ini bisa melemahkan dan menghancurkan email gigi yang pada akhirnya bisa membentuk lubang kecil di gigi. Jika dibiarkan, lubang ini akan terus membesar hingga menyebar ke lapisan gigi yang lebih dalam dan bisa mengakibatkan rasa sakit.
Saat gigi mulai rusak Anda akan merasakan berbagai gejala seperti sakit gigi, sakit saat mengunyah, dan gigi sensitif terhadap makanan dan minuman manis, panas, atau dingin.
Tahukah Anda, gula ibarat magnet bagi bakteri jahat di dalam mulut. Kelompok bakteri ini menghasilkan asam di mulut setiap kali Anda makan gula. Bakteri jahat ini memakan gula yang Anda makan dan membentuk plak pada gigi.
Plak adalah lapisan lunak dan lengket di gigi yang terdiri dari 70 persen bakteri yang berasal dari air liur. Plak pada gigi yang tidak hilang dengan air liur dan tidak terangkat saat disikat membuat pH mulut menurun sehingga membuatnya menjadi lebih asam.
Serangan asam berulang menyebabkan hilangnya mineral di email gigi. Lama-lama, hal ini bisa melemahkan dan menghancurkan email gigi yang pada akhirnya bisa membentuk lubang kecil di gigi. Jika dibiarkan, lubang ini akan terus membesar hingga menyebar ke lapisan gigi yang lebih dalam dan bisa mengakibatkan rasa sakit.
Saat gigi mulai rusak Anda akan merasakan berbagai gejala seperti sakit gigi, sakit saat mengunyah, dan gigi sensitif terhadap makanan dan minuman manis, panas, atau dingin.
5. Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit degeneratif yang mengakibatkan hilangnya neuron (sel otak) dan sinapsis (persimpangan antara sel-sel otak) secara bertahap. Kondisi ini mengakibatkan penurunan fungsi otak seiring berjalannya waktu. Penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, serta perubahan perilaku sehari-hari menjadi tanda-tanda penyakit Alzheimer. Hingga akhirnya, saat Alzheimer sudah cukup parah, pengidapnya tidak lagi mampu melakukan berbagai kegiatan tanpa bantuan orang lain.
Ternyata, penelitian menemukan hubungan antara konsumsi gula dengan penyakit Alzheimer. Peneliti dari University of Bath, Inggris, menemukan fakta bahwa kelebihan glukosa dapat merusak enzim penting di otak yang merespon peradangan. Akibatnya terganggunya enzim tertentu ini, sel-sel otak lebih mudah mengalami peradangan yang bisa berujung pada Alzheimer. Namun, penyakit akibat gula yang satu ini bisa masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk dapat memastikan keduanya benar-benar saling berhubungan.
Alzheimer adalah penyakit degeneratif yang mengakibatkan hilangnya neuron (sel otak) dan sinapsis (persimpangan antara sel-sel otak) secara bertahap. Kondisi ini mengakibatkan penurunan fungsi otak seiring berjalannya waktu. Penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, serta perubahan perilaku sehari-hari menjadi tanda-tanda penyakit Alzheimer. Hingga akhirnya, saat Alzheimer sudah cukup parah, pengidapnya tidak lagi mampu melakukan berbagai kegiatan tanpa bantuan orang lain.
Ternyata, penelitian menemukan hubungan antara konsumsi gula dengan penyakit Alzheimer. Peneliti dari University of Bath, Inggris, menemukan fakta bahwa kelebihan glukosa dapat merusak enzim penting di otak yang merespon peradangan. Akibatnya terganggunya enzim tertentu ini, sel-sel otak lebih mudah mengalami peradangan yang bisa berujung pada Alzheimer. Namun, penyakit akibat gula yang satu ini bisa masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk dapat memastikan keduanya benar-benar saling berhubungan.