Anak Merengek Gak Dibelikan Mainan. Tapi Ibu ini Membalas dengan tegas !
Jumat, 15 Maret 2019
Anak Merengek Gak Dibelikan Mainan. Tapi Ibu ini Membalas dengan tegas !
Banyak ibu sering berbagi pengalaman di media sosial, dimana mereka tidak berani membawa anaknya pergi ke supermarket. Pasalnya ketika anak dibawa ke supermarket, maka anak akan meminta ini dan itu. Jika permintaan anak tidak diikuti, maka anak akan merengek nangis. Sebenarnya banyak orangtua yang tidak tahu bagaimana cara menenangkan saat anak menangis. Yang pada akhirnya orangtua hanya bisa menyerah dan menuruti keinginan anak.
Oleh karena itu, pertama kita harus memahami dulu mengapa anak berusia 3-5 tahun sukanya menangis.
Memasuki usia 3-5 tahun perkembangan pikiran anak relatif baik. Mereka sudah mengerti akan sebuah kebenaran dan alasan.
Anda harus mengerti bahwa sebagian besar anak menangis bukan karena sebuah alasan, melainkan mereka menangis dengan disengaja. Mereka tahu saat menangis, hal itu akan membuat Anda menyerah dan mengalah. Ini adalah senjata yang anak gunakan untuk \'mengalahkan\' orangtuanya.
Sebuah cerita dari seorang ibu bernama Ibu Fitri. Ia memiliki seorang anak laki yang menyukai Transformers.
Baru 2 minggu yang lalu Ibu Fitri membelikan pajangan Transformer kepada anaknya.
Namun saat ia pergi ke mall, anak itu meminta Ibu Fitri untuk membelikan mainan lagi. Sontak Ibu Fitri menolak dan anak itu memulai aksinya dengan menangis.
Tahukah respon apa yang Ibu Fitri lakukan?
Dengan tegas Ibu Fitri menggendong anaknya dan membawa ia pulang ke rumah. Tangisan putranya itu sempat membuat banyak orang di mall prihatin. Tapi Ibu Fitri belajar untuk tidak berkompromi dalam mendidik anak.
Sesampainya di rumah, keadaan semakin sengit. Saat sang anak sudah mulai tenang, dan Ibu Fitri memandanginya dari jauh, anak itu akan kembali menangis.
Hal ini menandakan bahwa sebenarnya anak itu tidak mau menangis, tapi semata-mata ingin melakukan kompromi dengan ibunya.
Setelah beberapa menit, tangisan anak itu mulai reda. Ibu Fitri pun membawanya jalan-jalan sambil membelikan makanan ringan.
Di situlah Ibu Fitri memberikan perhatian dan rasa sayangnya, sambil mengevaluasi peristiwa tadi di mall. Ibu Fitri juga mengajarkan apa yang benar dan salah kepada anaknya.
Anak itu pun tersadar bahwa menangis tidak memberikan jalan keluar apapun. Anak itu mulai berbalik dan menjawab setiap pertanyaan Ibu Fitri. Bahkan anak itu mau memberikan alasan mengapa ia menginginkan mainan tersebut.
Dengan kejadian yang dialami Ibu Fitri, para psikolog memberikan pujian kepada Ibu Fitri. Ia bisa memiliki komunikasi yang dan bisa menyelesaikan masalah dengan tegas.
Setiap kali menemukan masalah, pasti Ibu Fitri akan berkomunikasi baik dengan anaknya. Sehingga ketika anak itu tumbuh dewasa, ia akan jadi pribadi yang mempertahankan komunikasi dan mudah bergaul.
Cara berkomunikasi dengan anak:
1. Ketika anak menangis, ingatlah 3 hal : jangan pukul, jangan meninggalkannya, jangan ceramah.
2. Rasa marah pada anak harus diredakan dengan waktu yang tepat. Dan rasa kemarahan anak harus dituntaskan secara menyeluruh.
3. Biarkan anak-anak mengerti bahwa nangis itu tidak ada gunanya. Hanya komunikasi yang baiklah dapat menyelesaikan masalah secara efektif.