Siapa yang Lelah Sebenarnya, Pria atau Wanita ?
Selasa, 17 Juli 2018
Dalam perjalanan hidup yang penuh dengan berbagai tantangan ini, apakah sosok pria yang lebih merasa lelah atau sebaliknya kaum wanita ? Ini adalah topik yang sering diperdebatkan antara pria dan wanita. Sebenarnya, baik pria maupun wanita memiliki dilemanya masing-masing.
Pria sering berkata: “Sungguh melelahkan sebagai sosok pria !”
Sementara kaum wanita sering berkata: “Tidaklah mudah menjadi sosok seorang wanita !”
Pria, merasa lelah! Mereka harus memikul semua beban (hidup), tapi tidak bisa menjerit lelah, Jelas-jelas merasa tertekan dan sedih, tapi tidak boleh menangis! Sehari-hari sibuk banting tulang, ingin tidur melepaskan lelah sejenak di rumah , Banyaknya jamuan menemui klien di mana-mana, pikiran dan energi pun sudah lelah terkuras. Bekerja keras setiap hari demi memberikan hidup yang nyaman untuk keluarga. Selalu memikul segala beban keluarga, berusaha membuat nyaman (wanita) istrinya.
Meski sedih dan pilu, tetapi tidak berani meneteskan air mata, hanya akan menerimanya dengan diam-diam. Meski tersiksa secara batin juga tidak akan ditumpahkan, dan secara diam-diam akan menghadapinya seorang diri.
Wanita, merasa lelah! Saat memasak, dia adalah kokinya, Saat sakit, dia juga juru rawatnya, Saat anak-anak mengerjakan PR sekolah, dia juga yang menjadi konselornya, Merawat atau mengurus keperluan orangtua, lagi-lagi dia juga yang menanganinya.
Mencuci pakaian, mengepel, sibuk di sana-sini dan selama 24 jam penuh dia juga yang menjadi pembantunya ! Tidak ada cuti sakit, tidak ada cuti tahunan, tidak ada liburan, saat pergi keluar juga tidak boleh lupa untuk menelepon ke rumah!
Katanya wanita adalah bunga, sebelum menikah, dia adalah sekuntum bunga segar. Setelah menikah, dia adalah seorang ibu, dan hanya ada keluarga maupun dia (suami) dalam pikirannya, serta anak-anak mungil yang menguras pikirannya!
Apa yang paling ditakuti pria ? Kesalahpahaman saudara, air mata istri, keluhan orangtua, satu ayah, satu ibu, sekerumun sahabat dan dia seorang serta sebuah keluarga.
Semiskin apa pun, jangan sampai menyusahkan orangtua, segetir apa pun, jangan sampai membuat istri menderita, selapar apa pun juga jangan sampai menelantarkan anak ! Saat lelah, menangis, terluka, sakit, berbaringlah sejenak, dan diam-diam menanggungnya, hidup harus berlanjut, bukan. Inilah yang disebut dengan sosok seorang pria sejati !
Sementara wanita, apa yang paling ditakutinya? Wanita, tidak takut hidup susah, juga tidak takut lelah dan tidak takut tidak punya uang atau kekuasaan, dia hanya takut pada prianya (suami) yang tidak toleran, tidak peduli, tidak sayang kepadanya !
Kaum wanita telah banyak berkorban untuk keluarganya, sementara yang diinginkannya sangatlah sederhana, yaitu: Sebuah keluarga yang hangat, anak-anak yang manis lucu, dan seorang pria yang mencari uang dan tidak pelit kepadanya!
Pria adalah pilar dari sebuah keluarga, sementara wanita adalah pendukung yang kokoh keluarganya.
Ketika pria mengalami kegagalan dan frustrasi, si wanita seharusnya memberikan dorongan dan membangkitkan semangatnya, bukan menggerutu disertai muka cemberut. Saat si pria frustrasi, si wanita seharusnya bisa mengerti, bukannya menyalahkan dan berkeluh kesah. Ketika si pria melampiaskan amarah karena terburu-buru dan sibuk sepanjang hari, si wanita seharusnya bisa memakluminya, bersikap lembut, bukan sebaliknya justru bersikap kasar, dan balas marah-marah.
Demikian juga, ketika wanita frustrasi dan labil, si pria seharusnya memberikan sandaran. Ketika si wanita sedang terpuruk, si pria seharusnya memberi pelabuhan cintanya untuk berlabuh, Dan ketika si wanita menggerutu, si pria seharusnya menyadari bahwa itu adalah cinta.
Pria dan wanita, bukan hanya membangun “rumah tangga bahagianya” dengan tangan, tetapi juga dengan hati yang tulus !
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.