Manfaat dan Risiko Kerokan dari Sisi Medis


Manfaat dan Risiko Kerokan dari Sisi Medis

Keluhan badan lemas, pegal-pegal, dan linu tentu dapat mengganggu kita dalam melakukan aktivitas. Secara tradisional, terapi alternatif kerokan sering dipilih sebagai cara untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut. Namun, apakah kerokan bermanfaat secara medis atau justru berbahaya?

Kerokan merupakan salah satu terapi alternatif tradisional yang sering digunakan di negara-negara Asia, termasuk di Indonesia. Terapi menggunakan alat khusus atau koin yang digosokkan pada permukaan kulit ini juga ditemukan di Tiongkok. Oleh masyarakat Tiongkok, kerokan disebut gua sha.

Pengaruh Kerokan pada Tubuh

Kerokan dipercaya dapat meringankan keluhan pegal, lemas, dan linu pada badan. Kerokan dilakukan dengan menggosokkan koin atau alat pengerok khusus dengan tepi tumpul, ke permukaan kulit yang sebelumnya telah diolesi minyak pijat.

Sementara itu, gua sha dilakukan dengan sendok keramik, koin, potongan tanduk kerbau, atau giok. Koin atau alat yang digosokkan akan membentuk garis-garis atau bintik-bintik kemerahan di kulit yang biasanya hilang setelah 2-4 hari. Bintik-bintik kemerahan ini disebut sha dalam istilah pengobatan tradisional Tiongkok.

Gesekan koin dan alat-alat tersebut sebenarnya melukai atau memecahkan pembuluh darah yang berada di bawah kulit. Proses ini memunculkan garis-garis kemerahan yang secara medis disebut petechiae atau ekimosis.

Secara tradisional, teknik ini dipercaya dapat melancarkan aliran darah atau energi yang disebut "chi", serta mengurangi peradangan yang dipercaya menjadi sumber rasa nyeri dan pegal. Proses penyembuhan penyakit juga dipercaya akan berjalan lebih cepat dengan teknik ini. Koin dapat digosokkan pada punggung, bokong, lengan, dan kaki.

Manfaat Kerokan Secara Medis

Beberapa penelitian menduga bahwa teknik ini menghasilkan efek antinyeri, antiradang, dan meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, penelitian ilmiah yang meneliti manfaat kerokan dari sisi medis ini masih sangat terbatas.

Berikut adalah beberapa manfaat kerokan yang sudah ditelaah secara medis:

1. Meredakan sakit kepala dan migrain

Jika Anda mengalami sakit kepala atau migrain yang tidak kunjung sembuh dengan obat-obatan biasa, kerokan mungkin dapat menjadi salah satu alternatif untuk meredakannya. Kerokan diduga dapat melancarkan aliran darah dalam tubuh, sehingga membantu meringankan sakit kepala.

2. Meringankan nyeri leher

Kerokan juga dapat mengurangi keluhan nyeri leher yang sudah berlangsung lama (kronis). Suatu penelitian menunjukkan bahwa terapi kerokan dapat meringankan nyeri di leher, meskipun efek ini berlangsung cukup singkat.

3. Mengurangi pembengkakan payudara

Payudara yang membengkak dan nyeri sering dialami oleh ibu menyusui karena produksi susu yang meningkat. Keluhan ini tentunya dapat menyulitkan proses menyusui.

Satu penelitian berskala kecil menunjukkan bahwa gua sha atau kerokan dapat mengurangi pembengkakan payudara pada ibu yang baru melahirkan, sehingga menyusui jadi lebih mudah.

4. Mengurangi nyeri punggung bawah

Terapi kerokan dapat mengurangi nyeri punggung bawah kronis. Menurut suatu penelitian, kerokan bermanfaat untuk mengurangi keparahan nyeri punggung bawah serta memudahkan penderitanya untuk kembali beraktivitas.

Namun, efektivitas dan keamanan terapi kerokan ini belum diketahui pada nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh cedera, saraf terjepit, kelainan bentuk tulang belakang, penyempitan tulang belakang, penyakit rematik, dan tumor atau kanker.

5. Mengatasi sindrom perimenopause

Periode perimenopause adalah waktu sebelum terjadinya menopause. Selama periode ini, perubahan kadar hormon estrogen dalam darah dapat menyebabkan berbagai keluhan, seperti:


  • Mudah berkeringat dan wajah menjadi merah (hot flashes)
  • Menstruasi tidak teratur
  • Nyeri otot dan tulang
  • Mudah lelah
  • Susah tidur
  • Vagina kering
  • Sering merasa cemas
Beberapa penelitian membuktikan bahwa kerokan yang dipadukan dengan pengobatan konvensional lebih ampuh dalam mengatasi sindrom perimenopause dibandingkan terapi konvensional saja.

Perlu diingat, kerokan sebaiknya tidak dilakukan pada orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti:


  • Gangguan pembekuan darah
  • Diabetes
  • Daya tahan tubuh yang lemah
  • Sedang mengonsumsi obat pengencer darah

Secara umum, kerokan bisa dianggap sebagai terapi yang aman dilakukan, terutama untuk keluhan ringan, seperti pegal, nyeri otot, dan sakit kepala. Meski begitu, kerokan sebaiknya dilakukan oleh pemijat atau praktisi akupunktur yang memiliki kompetensi untuk terapi ini, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, kebersihan alat yang digunakan untuk mengerok juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi infeksi pada kulit. Jika setelah kerokan, muncul masalah pada kulit, seperti rasa perih, bekas kerokan tidak kunjung hilang, atau infeksi, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel