Cara Minum Obat Cacing yang Benar
Kamis, 28 Maret 2019
Obat cacing berguna untuk mencegah dan mengobati penyakit cacingan yang kadang tidak disadari oleh penderitanya. Tapi, apakah Anda sudah tahu cara minum obat cacing yang benar?
Penyakit cacingan dapat disebabkan oleh berbagai macam spesies cacing. Jenis cacing yang paling sering menginfeksi manusia antara lain adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), serta cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale).
Di dalam tubuh inangnya, dalam hal ini adalah manusia, cacing mengambil nutrisi dari makanan yang masuk dan dari jaringan tubuh inang, termasuk darah. Itulah sebabnya, penyakit cacingan dapat menyebabkan kehilangan darah yang lama-kelamaan menjadi anemia.
Asupan berbagai nutrisi penting, seperti protein, karbohidrat, dan vitamin A, juga akan berkurang, sehingga penderitanya dapat mengalami kekurangan nutrisi (malnutrisi). Hal ini mengakibatkan tubuh penderita cacingan menjadi kurus dan mudah lelah. Bila terjadi pada anak-anak, kurangnya nutrisi akibat cacingan akan mengganggu proses tumbuh kembang mereka.
Selain menyebabkan anemia dan malnutrisi, jenis cacing tertentu juga dapat menyebabkan diare dan disentri.
Penyakit cacingan dapat disebabkan oleh berbagai macam spesies cacing. Jenis cacing yang paling sering menginfeksi manusia antara lain adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), serta cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale).
Di dalam tubuh inangnya, dalam hal ini adalah manusia, cacing mengambil nutrisi dari makanan yang masuk dan dari jaringan tubuh inang, termasuk darah. Itulah sebabnya, penyakit cacingan dapat menyebabkan kehilangan darah yang lama-kelamaan menjadi anemia.
Asupan berbagai nutrisi penting, seperti protein, karbohidrat, dan vitamin A, juga akan berkurang, sehingga penderitanya dapat mengalami kekurangan nutrisi (malnutrisi). Hal ini mengakibatkan tubuh penderita cacingan menjadi kurus dan mudah lelah. Bila terjadi pada anak-anak, kurangnya nutrisi akibat cacingan akan mengganggu proses tumbuh kembang mereka.
Selain menyebabkan anemia dan malnutrisi, jenis cacing tertentu juga dapat menyebabkan diare dan disentri.
Berbagai Obat Cacing dan Cara Mengonsumsinya
Salah satu cara untuk mengobati dan mencegah cacingan adalah minum obat cacing. Berikut ini adalah beberapa jenis obat cacing yang tersedia di Indonesia beserta cara mengonsumsinya:
1. Piperazine
Piperazine efektif untuk mengatasi infeksi cacing kremi (Enterobius vermicularis) dan cacing tambang. Piperazine bekerja dengan cara melumpuhkan cacing, sehingga cacing dapat terbawa keluar bersama tinja. Piperazine boleh dikonsumsi sebelum makan (dalam perut kosong), maupun setelah makan.
Piperazine tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan pirantel pamoat, klorpromazin, tramadol, bupropion, dan obat pencahar yang mengandung sodium bifosfat. Sebelum meminum obat cacing ini, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter jika Anda memiliki riwayat epilepsi atau penyakit hati.
Piperazine efektif untuk mengatasi infeksi cacing kremi (Enterobius vermicularis) dan cacing tambang. Piperazine bekerja dengan cara melumpuhkan cacing, sehingga cacing dapat terbawa keluar bersama tinja. Piperazine boleh dikonsumsi sebelum makan (dalam perut kosong), maupun setelah makan.
Piperazine tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan pirantel pamoat, klorpromazin, tramadol, bupropion, dan obat pencahar yang mengandung sodium bifosfat. Sebelum meminum obat cacing ini, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter jika Anda memiliki riwayat epilepsi atau penyakit hati.
2. Pirantel pamoat
Pirantel pamoat efektif untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang, namun tidak efektif terhadap cacing cambuk. Pirantel pamoat melumpuhkan cacing sehingga dapat terbawa keluar bersama tinja. Pirantel pamoat boleh dikonsumsi saat perut kosong atau setelah makan. Jika berbentuk tablet kunyah, obat harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan. Pirantel pamoat sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan piperazine.
Pirantel pamoat efektif untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang, namun tidak efektif terhadap cacing cambuk. Pirantel pamoat melumpuhkan cacing sehingga dapat terbawa keluar bersama tinja. Pirantel pamoat boleh dikonsumsi saat perut kosong atau setelah makan. Jika berbentuk tablet kunyah, obat harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan. Pirantel pamoat sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan piperazine.
3. Levamisole
Levamisole efektif mengobati infeksi cacing gelang, namun tidak efektif terhadap cacing cambuk dan cacing tambang. Sama halnya seperti piperazine dan pirantel pamoat, levamisole bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dalam usus. Levamisole sebaiknya diminum dengan air putih saat sedang makan, untuk meminimalkan efek samping mual dan nyeri perut.
Hindari mengonsumsi obat ini bersama minuman alkohol. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika Anda memiliki gangguan perdarahan, rheumatoid arthritis, atau gagal ginjal berat.
Levamisole sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan fenitoin, albendazole, warfarin, dan clozapine, atau jika hendak/baru saja menjalani imunisasi.
Levamisole efektif mengobati infeksi cacing gelang, namun tidak efektif terhadap cacing cambuk dan cacing tambang. Sama halnya seperti piperazine dan pirantel pamoat, levamisole bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dalam usus. Levamisole sebaiknya diminum dengan air putih saat sedang makan, untuk meminimalkan efek samping mual dan nyeri perut.
Hindari mengonsumsi obat ini bersama minuman alkohol. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika Anda memiliki gangguan perdarahan, rheumatoid arthritis, atau gagal ginjal berat.
Levamisole sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan fenitoin, albendazole, warfarin, dan clozapine, atau jika hendak/baru saja menjalani imunisasi.
4. Mebendazole
Mebendazole efektif terhadap cacing kremi, cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing tambang, termasuk telurnya. Cara kerja obat mebendazole adalah menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing akan mati karena kelaparan.
Mebendazole boleh dikonsumsi saat perut kosong, tapi sebaiknya dikonsumsi bersama makanan, terutama makanan yang tinggi lemak, seperti susu atau es krim. Mebendazole juga boleh dihancurkan dan dicampur dengan makanan.
Mebendazole sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan metronidazole, fenitoin, karbamazepin, dan simetidin.
Mebendazole efektif terhadap cacing kremi, cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing tambang, termasuk telurnya. Cara kerja obat mebendazole adalah menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing akan mati karena kelaparan.
Mebendazole boleh dikonsumsi saat perut kosong, tapi sebaiknya dikonsumsi bersama makanan, terutama makanan yang tinggi lemak, seperti susu atau es krim. Mebendazole juga boleh dihancurkan dan dicampur dengan makanan.
Mebendazole sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan metronidazole, fenitoin, karbamazepin, dan simetidin.
5. Albendazole
Albendazole efektif terhadap cacing pita di babi (Taenia solium), cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk, dan cacing kremi, termasuk telur. Cara kerja obat albendazole sama seperti mebendazole, yaitu menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing mati karena kelaparan.
Obat ini harus diminum pada saat makan, terutama saat mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, agar penyerapan obat lebih baik.
Albendazole sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan dexamethasone, praziquantel, simetidin, clozapine, obat kejang (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), diltiazem, obat ARV, obat malaria, ganciclovir, dan itraconazole.
Albendazole efektif terhadap cacing pita di babi (Taenia solium), cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk, dan cacing kremi, termasuk telur. Cara kerja obat albendazole sama seperti mebendazole, yaitu menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing mati karena kelaparan.
Obat ini harus diminum pada saat makan, terutama saat mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, agar penyerapan obat lebih baik.
Albendazole sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan dexamethasone, praziquantel, simetidin, clozapine, obat kejang (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), diltiazem, obat ARV, obat malaria, ganciclovir, dan itraconazole.
6. Praziquantel
Praziquantel efektif terhadap cacing hati (Fasciola hepatica) dan cacing skistosoma. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dan melepaskan isapan cacing. Obat ini harus dikonsumsi bersama makanan dan ditelan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan, karena rasanya pahit. Jika anak tidak bisa menelan tablet, obat bisa dihancurkan dan dicampur dengan makanan lunak atau minuman. Tapi ingat, obat harus dikonsumsi dalam waktu satu jam setelah dicampur.
Praziquantel sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan obat TB rifampicin, dexamethasone, obat kejang (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), simetidin, eritromisin, obat jamur (itraconazole, ketoconazole, griseofulvin), obat ARV (nevirapine, efavirenz) dan obat malaria klorokuin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan obat albendazole 400 mg atau mebendazole 500 mg, sekali minum saja setiap 1 atau 2 tahun, untuk mencegah penyakit cacingan.
Beberapa jenis obat cacing, seperti piperazine, pirantel pamoat, dan mebendazole, dijual secara bebas terbatas (berlabel biru). Jika Anda membeli obat sendiri tanpa resep dokter, bacalah dengan teliti petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan. Obat yang berbentuk sirup sebaiknya dikocok dulu sebelum dikonsumsi.
Penggunaan obat cacing pada anak berusia kurang dari 2 tahun, wanita hamil, dan ibu menyusui, sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Selain dengan meminum obat cacing, pencegahan penyakit cacingan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan, seperti menggunakan sumber air yang bersih, memakai alas kaki ketika berada di luar rumah, serta rutin mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB.
Praziquantel efektif terhadap cacing hati (Fasciola hepatica) dan cacing skistosoma. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dan melepaskan isapan cacing. Obat ini harus dikonsumsi bersama makanan dan ditelan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan, karena rasanya pahit. Jika anak tidak bisa menelan tablet, obat bisa dihancurkan dan dicampur dengan makanan lunak atau minuman. Tapi ingat, obat harus dikonsumsi dalam waktu satu jam setelah dicampur.
Praziquantel sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan obat TB rifampicin, dexamethasone, obat kejang (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), simetidin, eritromisin, obat jamur (itraconazole, ketoconazole, griseofulvin), obat ARV (nevirapine, efavirenz) dan obat malaria klorokuin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan obat albendazole 400 mg atau mebendazole 500 mg, sekali minum saja setiap 1 atau 2 tahun, untuk mencegah penyakit cacingan.
Beberapa jenis obat cacing, seperti piperazine, pirantel pamoat, dan mebendazole, dijual secara bebas terbatas (berlabel biru). Jika Anda membeli obat sendiri tanpa resep dokter, bacalah dengan teliti petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan. Obat yang berbentuk sirup sebaiknya dikocok dulu sebelum dikonsumsi.
Penggunaan obat cacing pada anak berusia kurang dari 2 tahun, wanita hamil, dan ibu menyusui, sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Selain dengan meminum obat cacing, pencegahan penyakit cacingan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan, seperti menggunakan sumber air yang bersih, memakai alas kaki ketika berada di luar rumah, serta rutin mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB.